Apa itu Kolposkopi?

Kolposkopi adalah tindakan yang bertujuan untuk memeriksa adanya sel yang abnormal di dalam atau di sekitar vagina, vulva, atau serviks (leher rahim). Sel yang abnormal biasanya dapat ditemukan di antara lubang serviks sampai saluran melahirkan dan rahim. Sel yang abnormal harus segera dideteksi dan diobati karena dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Kolpokospi biasanya dilakukan saat hasil dari pemeriksaan serviks rutin menunjukkan tanda-tanda adanya kelainan pada serviks.

Siapa yang Harus Menjalani Kolposkopi dan Hasil yang Diharapkan

Alasan yang paling umum mengapa kolpokospi dilakukan adalah:

  • Sampel pemeriksaan serviks yang menunjukkan adanya sel yang abnormal, baik yang bersifat ganas ataupun tidak
  • Pasien didiagnosis memiliki human papillomavirus atau HPV, yang merupakan penyebab utama dari sel abnormal yang dapat menyebabkan kanker serviks
  • Hasil pemeriksaan serviks yang tidak jelas
  • Timbul gejala tertentu yang menyebabkan dugaan akan adanya kelainan pada serviks, termasuk pendarahan vagina dan peradangan serviks

Ahli kolposkopi dapat langsung mengetahui apabila ada kelainan pada serviks, sehingga Anda tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan hasil kolposkopi. Namun, apabila biopsi dilakukan setelah kolposkopi, hasilnya kemungkinan baru bisa didapatkan setelah empat minggu. Berdasarkan statistik, 40% pasien yang harus menjalani kolposkopi akan mendapatkan hasil yang abnormal. Hasil yang abnormal bukan berarti pasien pasti menderita kanker serviks, namun adanya sel yang abnormal menunjukkan bahwa pasien berisiko tinggi terkena kanker serviks, terutama apabila tidak segera ditangani. Namun, kolposkopi juga dapat mendiagnosis adanya kanker serviks, dan apabila ditemukan kanker serviks, pasien akan segera dirujuk ke dokter ahli kanker.

Hasil yang normal berarti serviks tidak mengalami kelainan dan kecil kemungkinan pasien akan terkena kanker serviks. Hasil apapun yang didapat, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan serviksetiap 3-5 tahun sebagai langkah pencegahan.

Cara Kerja Kolposkopi

Kolposkopi adalah tindakan rawat jalan yang dilakukan oleh ahli kolposkopi, biasanya seorang dokter atau perawat yang telah menjalani pelatihan khusus untuk melakukan tindakan pemeriksaan ini. Selama kolposkopi, pasien akan diminta untuk berbaring di kursi khusus yang memiliki bantalan lutut, dan spekulum akan dimasukkan ke vagina. Saat sudah berada di dalam vagina, spekulum akan terbuka secara perlahan dan ahli kolposkopi dapat melihat bagian dalam serviks dengan kolposkop, suatu alat seperti mikroskop dengan cahaya. Alat ini bekerja dari luar dan sama sekali tidak memasuki vagina. Beberapa kolposkop juga memiliki kamera yang dapat digunakan untuk mengambil gambar dan langsung menampilkannya di layar. Apabila ada bagian serviks yang tidak normal, larutan tertentu dapat dioleskan untuk menandai bagian tersebut. Setelah itu, biopsi akan dilakukan untuk memastikan dugaan akan adanya sel abnormal. Namun, ada juga kasus di mana dokter sudah merasa yakin dengan hasil kolposkopi sehingga biopsi tidak dilakukan dan pasien akan langsung memulai proses pengobatan

Sebelum kolposkopi, pasien tidak perlu melakukan persiapan apapun. Pasien tidak harus berpuasa dan biasanya tidak membutuhkan obat bius, asalkan biopsi tidak dilakukan. Apabila biopsi harus dilakukan, kemungkinan pasien akan membutuhkan obat bius lokal atau total, dan mereka akan diminta untuk tidak makan beberapa jam sebelum biopsi dilakukan.

Kolposkopi dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan ketika spekulum dimasukkan ke dalam vagina. Apabila biopsi dilakukan setelah kolposkopi, pasien juga akan merasakan sensasi cubitan atau garukan ketika sampel jaringan diambil. Walaupun tidak nyaman, namun tindakan ini tidak terlalu menyakitkan. Apabila pasien merasa ada proses kolposkopi yang terlalu menyakitkan, sebaiknya pasien meminta ahli kolposkopi untuk mencari cara lain atau menghentikan kolposkopi. Kolposkopi membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit, namun kunjungan pasien dapat berlangsung sampai 30 menit, sudah termasuk persiapan dan diskusi.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Kolposkopi

Kolposkopi adalah tindakan pemeriksaan, bukan operasi dan secara keseluruhan merupakan tindakan yang aman. Namun, tetap ada risiko dan beberapa komplikasi; risiko ini akan bertambah ketika kolposkopi dilanjutkan dengan biopsi. Risiko yang paling sering terjadi adalah:

  • Pendarahan
  • Infeksi
  • Reaksi alergi terhadap zat yang digunakan saat kolposkopi
  • Sensitif terhadap obat atau obat bius yang digunakan

Beberapa faktor juga dapat memengaruhi hasil atau menghambat kolposkopi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:

  • Peradangan serviks akut
  • Penyakit peradangan serviks akut
  • Menstruasi

Untuk menjamin hasil yang akurat dan mengurangi risiko komplikasi, kolposkopi sebaiknya dilakukan satu minggu setelah masa menstruasi pasien.

Rujukan:

  • American College of Obstetricians and Gynecologists. ACOG Practice Bulletin No. 99: Management of abnormal cervical cytology and histology. Obstet Gynecol. 2008;112:1419-1444.
  • Apgar BS, Kittendorf AL, Bettcher CM, Wong J, Kaufman AJ. Update on ASCCP consensus guidelines for abnormal cervical screening: tests and cervical histology. Am Fam Physician. 2009;80:147-155.
  • Beard JM, Osborn J. Common office procedures. In: Rakel RE, ed. Textbook of Family Medicine. 8th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 28.
  • Cervical cancer in adolescents: screening, evaluation, and management. Committee Opinion No. 463. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstet Gynecol. 2010;116:1492-1509.
  • Noller KL. Intraepithelial neoplasia of the lower genital tract (cervix, vulva): Etiology, screening, diagnostic techniques, management. In: Katz VL, Lentz GM, Lobo RA, Gershenson DM, eds. Comprehensive Gynecology. 5th ed. Philadelphia, PA: Mosby Elsevier; 2007:chap 28.